![]() |
Fave Hotel Graha Agung dilihat dari arah barat. (dokpri) |
Sebagai
kota metropolis, saat ini Surabaya tengah bergeliat di semua sektor. Termasuk
di dalamnya adalah semakin berkembangnya pembangunan pusat bisnis ke pinggiran
kota. Daerah Surabaya Barat dalam satu dekade ini tumbuh sangat pesat. Sektor
bisnis real menjadi penggerak utama pergeseran pusat ekonomi kota.
Tumbuhnya
pusat perbelanjaan, perkantoran, perumahan, apartemen, serta hotel tak dapat
dihindari lagi. Oleh karena itu, kawasan Surabaya barat kini menjelma menjadi
kawasan ‘intan permata’. Hotel-hotel
baru tumbuh bak cendawan di musim hujan. Dapat dimaklumi, sebagai kawasan pusat
bisnis baru maka para tamu pun berdatangan. Efisiensi waktu menjadi
pertimbangan sebab faktor kepadatan dan kemacetan di jalan menjadi satu hal
wajib yang harus dihindari.
Demikian
juga keberadaan Hotel Fave Graha Agung, sebagai salah satu hotel baru namun
sudah cukup lirik. Termasuk saya salah satunya. Hal ini karena keperluan bisnis
yang mengharuskan untuk bermalam di hotel yang tak jauh dari Spazio. Selain
tempatnya yang sangat berdekatan, ditunjang dengan fasilitas antar jemput yang siap
24 jam (sesuai permintaan) dari pihak hotel.
Letak
Strategis
Terletak
di Jl. Mayjen Yono Soewoyo, berada di komplek Citra Land. Dimana di sekitarnya
bertebaran pusat bisnis strategis Spazio, PTC (Pakuwon Trade Center), Graha
Family, serta rumah sakit internasiona Ciputra World. Hanya 1,5 kilometer dari
Jl. Mayjen Sungkono yang merupakan salah satu jalan utama di Surabaya barat.
Sementara untuk menuju gerbang tol menuju Bandara Juanda hanya dibutuhkan waktu
5-10 menit bila jalanan lancar.
![]() |
Check-in ga pakai lama. (dokpri) |
Nah,
bagi para pebisnis yang butuh waktu efisien hotel inilah yang menjadi jujugan.
Sebagai hotel bintang 3 fasilitas yang ada sudah cukup memadai. Meski masih
dijumpai kekurangan di beberapa fasilitas penunjang. Namun dapat ditutupi
dengan keramahan serta kesigapan dari para kru hotel. Maklumlah, mengusung
semboyan fun, fresh n friendly, mereka selalu berharap dapat memberikan layanan
terbaik untuk para tamu.
Tak
sampai 5 menit untuk proses check-in.
Saya pun bergegas menuju kamar yang berada di lantai 8. Maklumlah, Sabtu malam
merupakan waktu padat kunjungan. Sehingga saya ‘ditempatkan’ di lantai
tertinggi. Hehehe.
Fasilitas
Elegan
Kamar
superior double bed yang saya
dapatkan malam itu. Cukup lumayan nyaman meski tak ada pemandangan di luar
(langsung menatap tembok). Fasilitas free-wifi
dengan kecepatan yang cukup kencang cukup menunjang keperluan saya untuk
ngeblog dan nonton film tentu saja. Meski tv lcd yang disediakan cukup nyaman untuk ditonton. Berhubung saya
tidak begitu suka nonton tv, maka cukuplah buat pengantar tidur malam.
![]() |
Kamar mandi minimalis tapi manis. (dokpri) |
![]() |
Sarana pengantar tidur. (dokpri) |
![]() |
Yg kecil gratis, yg gede bayar. Hehehe. (dokpri) |
Kamar
mandi meski terasa sempit dengan ukuran tubuh saya, tapi sangat bersih dan
segala perabotan yang minimalis. Maklumlah mengusung semangat eco care, hotel ini berusaha
meminimalkan limbah kimia. Setelah mandi tengah malam (tanpa kembang), tubuh yang
cukup lelah segera saya rebahkan.
![]() |
Bobo manis sampai Subuh. (dokpri) |
Ting
tong. Azan Subuh pun sayup terdengar di kejauhan. Ah, sayangnya hotel ini
posisinya berjauhan dengan masjid. Segera saya tunaikan shalat Subuh di dalam
kamar saja. Untuk ke mushala harus turun soalnya.
![]() |
Tectona Grandis nyaman dan asyik untuk kongkow. (dokpri) |
Sambil
menunggu waktu sarapan yang baru siap jam 6 pagi, saya gunakan waktu untuk
jalan-jalan. Iseng-iseng bertanya kepada waitress yang lalu lalang, ternyata
meski belum jam 6, sudah boleh ngopi dulu. Langsung dah cap cus menuju meja yang sudah tertata rapi.
Aneka
minuman dan makanan sudah tertata rapi di tempatnya. Menu sarapan ternyata
sangat variatif. Mulai dari masakan tradisional hingga makanan bule. Roti dan
kawan-kawan maksud saya. Untuk rasa, jangan tanya lagi deh nikmatnya. Tak rugi
rasanya meski harus merogoh kocek agak dalam dibandingkan tarif hotel bintang 3
di tengah kota.
![]() |
Buryamnya yummy njitak. (dokpri) |
![]() |
Hanya 2 kata: luluh lantak. (dokpri) |
Idiom
‘mangan sak mbledose’ (makan sampai
kenyang) bolehlah berlaku di Tectona Grandis. Ini nama resto yang saya pakai
untuk sarapan. Cocok banget untuk idiom itu ya? Hahaha.
Nah, ada beberapa sudut
yang cukup asyik untuk berfoto ria lho. Tentu akan menarik pagi penghobi selfie. Tapi ada baiknya bisa langsung cek di hotelnya deh. Hihihi.
Karena semua orang bebas berpendapat, maka mohon komentar yang positif dan membangun. Jangan nyepam, plis. Kasihan yang mau komentar beneran. Matur nuwun atas pengertiannya ya.
EmoticonEmoticon