![]() |
Wajah baru Sarinah Dept. Store Malang. [dokpri] |
Sahabat Indonesia, bicara Kota Malang seolah tak bisa lepas dari ‘Ongis
Nade’. Bahasa walikan dari Singo
Edan. Julukan sebuah tim sepakbola yang cukup fenomenal dari Kota Malang,
Arema. Yang kini lebih kita kenal dengan Arema Cronus. Namun kali ini saya
tidak akan bercerita tentang sepak terjang Arema dengan fansnya, Aremania dan
Aremanita yang sangat solid.
Seperti biasanya, jalan-jalan di suatu
kota, tentu tak akan asyik tanpa cerita makanannya. Begitu juga saat saya
jalan-jalan ke Kota Malang, Sabtu (8/10) kemarin. Menemukan tempat makan siang yang cozy sudah menjadi
keharusan. Kali ini resto yang saya kunjungi tak jauh letaknya dari alun-alun
Kota Malang. Makan Nakam begitulah
nama restonya.
![]() |
Penampakan foud court Makan Nakam dari depan. [dokpri] |
Tepatnya adalah sebuah food court
yang berada di lantai ke-2 Sarinah Plaza. Oh ya, warga Malang lebih mengenal
dengan ‘Sarinah Alun-Alun’. Karena letaknya memang tepat berada di seberang
timur Alun-Alun Kota Malang. Tepatnya di Jl. Jend. Basuki Rahmad No. 2A,
Malang. Satu tempat yang sangat strategis dan mudah dijangkau dari arah mana
saja.
Makan Nakam Food Court Memberdayakan
Potensi Lokal
Presdir PT. Sarinah (Persero) Handriani
Tjatur Setiowati dalam seremonial pembukaan gerai food court Makan Nakam (8/10) menyampaikan bahwa sebagai bagian dari BUMN,
Sarinah menjadi wadah kreatif bagi potensi lokal dalam menawarkan
karya-karyanya. Bukan hanya semata keuntungan finansial yang dikejar, namun
lebih dari itu adalah memberikan apresiasi pada produk-produk unggulan anak
negeri. Demikian juga dalam memberikan pelayanan yang lebih baik untuk
pengunjung Sarinah Malang ini.
![]() |
Bagian dalam food court yg lega dan leluasa. [dokpri] |
Makan Nakam yang menempati area barat
lantai II Sarinah Malang ini sepenuhnya menampilkan produk resto dan waralaba
lokal. A Cup of Java, kafe milik Sarinah merupakan kafe dengan barista andalan
nasional yang sudah hadir sejak tahun 1980-an. Jauh hari sebelumnya maraknya
cafe-cafe yang kini bermunculan, termasuk di Malang. Maka untuk kualitas produk
dan penyajian tentu tak perlu diragukan lagi kualitasnya.
![]() |
Pempek Palembang Mang Jey. [dokpri] |
Resto lain yang siap memanjakan lidah
pengunjung diantaranya adalah Faresh Sandwich, Pempek Palembang Mang Jey, Bakso
Damas, Warna Warni dengan berbagai pilihan minuman segar, serta Ice Cemot
dengan banyak variasi es krim. Dengan kualitas yang sudah diuji oleh Sarinah,
diharapkan food court ini disukai oleh kaum tua maupun muda, laki-laki maupun
perempuan. Apalagi penataan interior yang cukup bersahabat juga dengan
anak-anak.
Selain ruangan yang bebas asap rokok,
ruangan khusus bagi perokok disediakan di bagian luar. Ini sekaligus bisa menjadi
pilihan bagi anak-anak muda maupun komunitas anak muda untuk kongkow asyik di
sini. Sebab selain bisa menikmati berbagai variasi menu di food court Makan
Nakam, mereka juga bisa ‘cuci mata’, menikmati pemandangan di sekitar dengan
lega.
Sarinah Malang Ikut Mendukung Produk
Lokal Unggulan
![]() |
Lokasi bersejarah plaza Sarinah Malang. [dokpri] |
Perubahan progresif Sarinah Malang yang
mulai beroperasi sejak awal tahun 1970-an ini sekaligus menjawab tantangan
zaman. Sebagai anak perusahaan BUMN yang permodalannya dibangun secara mandiri,
Sarinah tentu berusaha untuk selalu mengembangkan sayapnya. Kehadiran food court Makan Nakam sebagai
pengembangan merenovasi lokasi-lokasi yang memiliki nilai sejarah. Seperti
halnya Sarinah Malang, yang merupakan lokasi rumah dinas Bupati Malang yang
pertama, Raden Toemenggoeng Notodiningrat (1820-1839).
![]() |
Fashionable dg produk lokal. [dok. Richo] |
Sebagai pusat perbelanjaan moderen
pertama di Kota Malang, Sarinah tentu saja tak mau ketinggalan dengan para
pesaingnya. Penambahan fasilitas food
court sekaligus gerai-gerai lifestyle
yang menampilkan produk lokal unggulan diharapkan mampu mendukung penampilan
para pelanggannya agar lebih maksimal. Johnny Andrean Salon, Double 8 dan
Quantum, serta berbagai merek dari ProTeam, FILA, Polo, Contempo, Novel &
Mice, G2, Eagle Shoes, Belezza, Levi’s, dan Sherwood Outdoor Equipment, bisa
dijumpai di sini. Tak ketinggalan Tas Center serta gerai kerajinan khas Malang
untuk memenuhi kebutuhan cindera mata khas lokal Indonesia.
![]() |
Galeri kerajinan seni produk lokal Malang. [dokpri] |
Produk-produk unggulan lokal yang
dipajang di seluruh gerai, telah melewati proses yang teliti oleh manajemen Sarinah.
Makanya semua produk yang ditampilkan pasti memiliki kualitas yang dapat
diandalkan. Ini sekaligus membangun citra produk lokal yang sudah seharusnya
untuk dibuat secara apik dan memenuhi standar unggulan internasional. Hal
tersebut dilakukan semata-mata untuk memberikan kesan puas kepada para
pelanggan dan penikmatnya.
“Kalau produk tersebut bagus dan berkualitas unggulan, batik tulis contohnya, tentu harganya menjadi mahal dong. Jutaan rupiah,” demikian menurut Magry Warganegara, GM. Corporate PT. Sarinah Persero.
“Bagaimana kita bisa menghargai jerih
payah para pembatik tulis, kalau maunya membeli dengan harga murah. Tidak bisa begitu
kan?” lanjutnya.
Yups, benar sekali. Bolehlah kita membuat atau menciptakan
produk lokal yang jumlahnya kacangan, saking banyaknya. Tapi untuk kualitas dan
harganya, jangan kacangan dong! (menirukan
gaya penuh semangatnya Mbak Magry). Semangat inilah yang diinginkan oleh Bung
Karno, sebagai founder dari Sarinah
(dan jaringan bisnisnya). Bahwa produk lokal kita harus menjadi produk unggulan
yang mampu menembus pasar internasional.
Nah, cukup jelas kan?
Mau belanja produk fashion, lifestyle, atau
mau hang out bersama keluarga atau
teman? Sarinah Malang dan food court Makan Nakam tak boleh
dilupakan.
9 komentar
Pempeknya aduuuh... Bikin laper. Btw, lucu ya orang Malang itu. Ngomongnya suks dibalik-balik. Ini juga, nama tempat makannya Makan Nakam. Salam buat Kera Ngalam. :D
Wa'alaikumussalam.
Sudah disampaikan, Teh Nia.
Pempeknya porsinya mini. Hehehe...
Foodcourtnya emang kece, kapan-kapan pengin makan di balkonnya, moga ga ada yang merokok he3
Btw Saya baru tahu istilah baru: nangkrong. itu jenis nongkrong yang kayak gimana Mas?
Asik yah Om, ada dua pilihan tempat, di dalam dan buat smoking area tinggal milih di balkon. bisa cuci mata nih, hehe
Nangkrong itu artinya nangkring sambil nongkrong.
Nangkring itu kumpul2 dengan mbahas tema yg agak serius. Kalo nongkrong itu kan cuci mata.
Jadi di situ kita bisa diskusi serius sambil cuci mata.
Hihihi...
Sebenarnya saya penyuka balkon. Sayangnya saya gak suka asap rokok, mas Richo.
kemarin juga makan mpek-mpek...lumayanlah meskipun porsinya mini...betewe salut buat sarinah yang setia mengusung produk lokal...
Yups. Produk Indonesia tak selalu harus ditaruh dipojokkan bukan?
Bangga produk Indonesia.
siomay nya juga mantabb.. cukup lembut dan aduhay di mulut..
Karena semua orang bebas berpendapat, maka mohon komentar yang positif dan membangun. Jangan nyepam, plis. Kasihan yang mau komentar beneran. Matur nuwun atas pengertiannya ya.
EmoticonEmoticon