![]() |
Peserta membludak tapi tetap antusias sampai akhir acara. (dokpri) |
Sahabat Indonesia, setelah
melewati beberapa kota, kali ini road
show Telkomsel #internetBAIK menyambangi
Banyuwangi. Bertempat di Ijen Ballroom Hotel Santika Banyuwangi, Selasa (1/11),
350 orang peserta seminar. Menurut panitia, target 300 peserta akhirnya harus
'jebol'. Sebab minat untuk mengikuti seminar tersebut yang luar biasa.
Pendaftaran via daring saja sudah melebihi jumlah 300 orang.
Hal tersebut tak lepas dari
dukungan pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang luar biasa juga. Bupati Abdullah Azwar
Anas hadir untuk mendukung langsung dan sekaligus membuka acara. Beliau begitu
bersemangat saat mengetahui bahwa Banyuwangi dipilih dari beberapa kota di
Indonesia. Kesempatan yang tak disia-siakan oleh bupati yang telah meraih
puluhan prestasi untuk daerahnya.
![]() |
Bupati Banyuwangi, Azwar Anas membuka acara. (dokpri) |
Mayoritas peserta adalah
guru dan mahasiswa/pelajar. Disamping itu juga terdapat beberapa perwakilan
dari Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK), komunitas, orangtua,
blogger, pekerja sosial, maupun wirausahawan. Hal ini tentu begitu
menggembirakan. Sebab sebagaimana telah diketahui, Banyuwangi merupakan salah
satu kabupaten inovatif di Indonesia. Sejak tahun 2013, Bupati Azwar Anas telah
membangun berbagai jaringan hotspot free wifi di titik-titik potensial.
Ketersediaan fasilitas
tersebut di satu sisi pasti akan menimbulkan efek positif. Namun di sisi yang
lain efek negatif pun tak dapat dihindarkan. Kemudahan untuk mengkakses
internet jika tak diimbangi dengan kesadaran untuk memanfaatkan konten-konten
posisitif tentu akan menjadi bumerang. Demikian seperti yang disampaikan oleh
Azwar Anas dalam sambutan pembukaan. Oleh karena itu, upaya Telkomsel yang
didukung oleh ICT Watch, Yayasan Kita Dan Buah Hati, serta Kakatu lewat
rangkaian kampanye #internetBAIK tentu harus didukung.
Sesi seminar yang
menghadirkan tiga (3) orang nara sumber berlangsung cukup menarik. Membuat panitia
terpaksa menambah waktu untuk sesi tanya jawab. Donny BU. (ICT Watch), Hilman
Al Madani (Yayasan Kita dan Buah Hati), dan Sa’ad Ibrahim (Kakatu), cukup
berhasil ‘menyihir’ para peserta dengan paparan masing-masing. Materi-materi
yang disampaikan cukup mencerahkan sekaligus memberikan wawasan baru bahwa
dahsyatnya efek negatif dari penggunaan internet cukup memprihatinkan.
Dengan mengenal
#internetBAIK (Bertanggungjawab, Aman, Inspiratif, Kreatif) diharapkan bahwa
dapat mereduksi efek negatif dari penggunaan internet. Berbagai berita miris
berseliweran sebagaimana diungkap oleh Donny BU. dari ICT Watch. Perkosaan yang
dilakukan oleh anak akibat menonton video dewasa. Pencurian dan perampokan oleh
sekelompok remaja akibat kecanduan game daring (online). Menebarkan kebencian
dan SARA lewat media sosial. Anak-anak
yang kecanduan games hingga putus sekolah. Sungguh sesuatu yang membuat kita
harus berpikir keras. Utamanya bagi orang tua serta guru sebagai benteng pendidikan
dan pembentukan karakter anak/siswa.
![]() |
Peserta seminar berwelfie ria bersama bupati. (dokpri) |
Kepedulian orangtua, guru,
serta lingkungan terhadap pergaulan sebaya terhadap anak-anak menjadi perhatian
penting. Hal tersebutseperti yang disampaikan Lukman dari Yayasan Kita Dan Buah
Hati. Sebab bukanlah pekerjaan yang mudah bagi orangtua atau guru untuk ‘menyembuhkan’
anak yang tengah kecanduan gawai utamanya game (daring). Dampak fisik dan
psikologis yang ditimbulkan menjadi ancaman serius bagi pembentukan karakter
anak yang menjadi generasi penerus bangsa. Untuk itu, dengan mengetahui efek
negatifnya, diharapkan mampu melakukan tindakan preventif. #internetBAIK memberikan
banyak tips-tips bagi kita. Apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang
seharusnya dihindari dalam pemanfaatan gawai maupun internet.
Sementara itu, Sa’ad Ibrahim
dari Kakatu Bandung menyampaikan tips praktis bagaiamana orangtua memboleh anak
menggunakan gawai (handphone). Memberi kebebasan sekaligus memberikan rambu
untuk bertanggungjawab terhadap fitur-fitur yang diakses. Lewat inovasi program
aplikasi Kakatu, diharapkan orangtua mampu secara efektif memberikan
rambu-rambu bagi anak-anaknya untuk menggunakan gawai secara bertanggungjawab.
Inovasi pemuda Bandung ini menjadi salah satu alternatif bagi para orang tua
untuk melindungi putera puterinya.
Di akhir acara, tak lupa
panitia memberikan beberapa cindera mata kepada peserta yang aktif dan yang
memenangkan kompetisi instagram. Alhamdulillah, penulis menjadi salah satu
peserta yang memperoleh cindera mata tersebut. Untuk peserta seminar, panitia
akan memilih lagi 50 orang peserta yang akan disertakan untuk tahap berikutnya
yaitu TFT, Training For Trainer. TFT ini akan dilaksanakan untuk dua hari ke
depan di tempat yang berbeda.
Nah, mau tahu kelanjutannya?
Karena semua orang bebas berpendapat, maka mohon komentar yang positif dan membangun. Jangan nyepam, plis. Kasihan yang mau komentar beneran. Matur nuwun atas pengertiannya ya.
EmoticonEmoticon