![]() |
HAU, satu kata yang baru saya kenal. (dok. pribadi) |
Malam
bertambah larut. Saat mobil carteran memasuki kawasan Pangandaran. 18 orang
bloger travel sebagian telah terlelap. Meski jalan meliuk-liuk yang sedang kami
tempuh. Bang Aswi pun menyalakan api yang mulai redup.
“Sebentar
lagi mau sampai nih. Pokoknya kalau ada Indomaret, tinggal masuk. Tak begitu
jauh dari jalan besar, kok,” hiburnya.
Stasiun
Kota Banjar sampai ke Citumang ternyata cukup jauh juga. Tak kurang dua jam
waktu yang harus kami tempuh. Sementara kaki saya cukup terasa gempor. Sebab
sesiangan saya jalan-jalan membelah Kota Ciamis. Maksud saya benar-benar jalan
lho. Tidak naik kendaraan.
![]() |
Boarding pass KA Lodaya sudah di tangan. (dok. pribadi) |
Rabu,
13 Oktober 2017 menjadi hari yang tak terlupakan. Kereta api Lodaya gerbong
ke-2 dan kursi 11-A membuka hari dari Stasiun Solo Balapan. Berangkat jam
07.10, sampai di stasiun KA Kota Banjar jam 11.54. Sebenarnya ada beberapa
alternatif kereta api dari Solo. Ada Argo Wilis, Turangga, Malabar, Mutiara
Selatan yang tiketnya sekitar 150 ribu rupiah ke atas.
Tapi
ada yang lebih ekonomis. Berangkat dari Stasiun Lempuyangan Yogya dengan KA.
Pasundan atau KA. Kahuripan. Ongkosnya berkisar 80 sd 90-an ribu rupiah saja.
Kebetulan teman-teman bloger Semarang dan Yogya kebanyakan memilih alternatif
terakhir. Apalagi janjian jemputan menuju Hau Citumang adalah maksimal jam
19.00.
Jalan
aspal yang belum semuanya mulus membuat semuanya terjaga. Celetukan-celetukan
usilpun bersileweran menghangatkan suasana. Hingga tak terasa, gerbang Hau
Citumang pun menyambut kami. Siang yang terik, rupanya ditukar dengan sejuknya
malam. Tak ketinggalan gerimis yang ikut menyambut kehadiran kami.
Hau Citumang
Suasana
geje tiba-tiba saja menyergap. Lampu temaram. Gerimis mengundang.
Bangunan-bangunan serupa kontener. Sambutan ramah dari Teh Gia. Hingga perut
kami yang sedang berteriak keras. Hahaha...
“Baiklah.
Kita telah menyiapkan makan malam,” ujar Teh Gia, selaku Markom Hau Citumang.
“Wah,
cocok nih,” batin saya.
Maklumlah,
semangkuk mie ayam, semangkuk bakso, dan kupat tahu siang tadi telah menguap.
Menjadi energi untuk mengayunkan langkah kaki. Menyusuri jalanan Kota Banjar,
dari siang hingga sore. Maaf, bukan kalap lho. Tapi memang benar-benar lapar.
![]() |
Santap malam yang menggiurkan. (dok. pribadi) |
Tak
lama kemudian, kamipun segera membidik tempat strategis masing-masing. Lauk ayam goreng, lalapan, dan sambel sudah menyulut ‘emosi’ saya. Tenaga yang sudah
terkuras, kini seolah mulai menemukan sumber baru.
![]() |
Resto yang berdiri di atas bibir Sungai Citumang. (dok. pribadi) |
Sambil
menikmati olahan khas Hau Citumang saya layangkan pandangan ke sekitar. Meski
gelap, tapi nampak kerlap-kerlip lampu disela-sela bangunan berbentuk kontener.
Belum lagi kecipak air yang menjadi hiburan kami malam itu. Yups, ternyata
restoran ini tepat berada di bibir Sungai Citumang.
Kemudian
Teh Gia pun memberikan sedikit penjelasan kepada kami. Bagaimana Hau Citumang
dirintis untuk memberi nuansa baru wisata. Konsep glamping yang saya juga baru saya kenal. Wisatawan yang ke
Pangandaran, memiliki alternatif hotel/tempat menginap dengan gaya baru.
Jika
mereka ke Citumang, tak hanya body
rafting saja yang bisa dilakukan. Menginap di Hau Citumang, memberi
pengalaman baru. Menginap sekaligus menyatukan diri dengan alam. Apalagi kamar
yang berbentuk kontener tentu akan menjadi pengalaman tak terlupan.
Menempati
lahan sekitar 4.000-an meter persegi Hau Citumang berdiri. Dikelilingi berbagai
pepohonan yang sangat rindang dan berdiri kokoh. Beberapa pohon masuk sebagai
pohon langka. Berada di Dusun Sukamanah, Desa Bojong, Kecamatan Pangi, Kab.
Pangandaran. Berjarak sekitar 18 km. dari Pantai Pangandaran. Hanya 800 meter
menuju lokasi start body rafting
Sungai Citumang.
Sensasi Tidur di
Kontener
![]() |
Eksotisme menginap di kontener. (dok. pribadi) |
Waktu
menunjukkan jam 22.40 Wib., saat kami mulai memasuki kontener masing-masing.
Bersama dengan Mas Khaerul Leon, dan Mas Irham Faridh kami tempati kontener nomor 09.
Saya pilih bed tunggal. Sementara yang lain menempati double bed. Kekhawatiran
tentang sumpeknya interior ternyata tak terbukti.
![]() |
Kamar mandi moderen dan bersih. (dok. pribadi) |
Kamar
yang cukup nyaman. LCD tv, AC, serta bed yang empuk. Ditambah kamar mandi yang
keren. Seolah tak menggambarkan kondisi bahwa kami dalam kamar berbentuk
kontener. Ah, untuk yang ini, kamu harus coba deh! Cukup sediakan duit 700-an
ribu rupiah untuk mencicipinya semalaman. Gak akan rugi deh.
Oh
ya, untuk kalian yang maniak gawai, jangan khawatir. Ada 3 colokan listrik yang
bisa digunakan. Meski sayang seribu sayang, tak semua operator seluler
bersahabat di sini. Kebetulan saya gunakan Sm*** yang cukup bersahabat. Meski
sinyal kuat hanya di beberapa titik saja. Demikian juga dengan Ind***t yang
muncul di satu titik saja.
![]() |
Glamping? Kalau mau tahu, datang saja ke Hau Citumang. (dok. pribadi) |
Ah,
sebaiknya lupakan sinyal deh kalau mau menginap di sini. Ada baiknya seharian
bebaskan diri dari hiruk-pikuk media sosial. Atau pekerjaan-pekerjaan yang
melelahkan. Sebagaimana semboyan yang pas dari Hau Citumang:
Blend with nature, feel new experience of glamping with us.
Sebagaimana
yang mulai kami rasakan saat melewati malam pertama. Lelah terbayar. Rencana indahpun
terpampang untuk hari ke-dua besok.
.
4 komentar
Seruuu, pak Nuz. Jadi kangen suasana Hau citumang malam hari. Hehe. Klo sinyal jelek emang enaknya ngobrol ya, biar ada kegiatan lain. Ada temenku yang nanya klo malam di sana ada barbeque ga? kayaknya perlu diagendakan deh sama pihak Hau Citumang biar suasana malamnya lebih ramai. :D
Nah, tunggu episode malam jumatnya besok ya. Hahaha....
Iya sih. Manajemen harus menyiapkan agenda malam nih. Biar tidak melulu ngerumpi saja.
Barbeque kayaknya pas dg suasana malam di Hau Citumang, mbak.
Waaah..Malam pertama menginap di HAU Citumang, bikin ketagihan lirik Nia temen sekamar.
Dan suasana di HAU mendadak rame karena ada kamyuu Pakde yang selalu berisik dengan celetukan2 geje.
Ahh, jadi kangen ngumpul lagi..
Mantep bang, blend with nature.
Karena semua orang bebas berpendapat, maka mohon komentar yang positif dan membangun. Jangan nyepam, plis. Kasihan yang mau komentar beneran. Matur nuwun atas pengertiannya ya.
EmoticonEmoticon