![]() |
Menabung sejak usia dini. Berhemat sekaligus berlatih mandiri. |
Kapitalisme
dan materialisme begitu kuat mengakar di masyarakat. Semua hal akan dinilai
dengan materi, dan semuanya dinilai dengan harga. Belum lagi gaya hidup
kekinian yang terkenal boros dengan gaya hidup konsumtif.
Anda
mungkin ingin terus jalan-jalan ke tempat nongkrong yang asyik, lalu selfie dan
menguploadnya ke media sosial. Memiliki jam tangan dan tas yang branded, serta
punya smartphone paling baru dan mahal. Boleh-boleh saja sih mengikuti gaya
hidup seperti itu, asalkan mampu dan pastinya tetap ada uang yang dialirkan ke
tabungan atau investasi. Jangan semuanya dihabiskan untuk gaya hidup konsumtif
Anda.
Seringkali
pasangan muda misalnya, yang baru mulai meniti rumah tangga, sedang punya
cicilan anggap saja rumah dan mobil misalnya, dan dua-duanya bekerja sebagai
karyawan dengan gaji yang cukup. Dengan keadaan tersebut, dipotong cicilan dan
kebutuhan sebulan, tentunya masih ada sedikit dana tersisa yang bisa ditabung.
Sayangnya, pasangan tersebut lebih memilih untuk menghabiskannya dengan
jalan-jalan, kuliner, nonton bioskop dan lain sebagainya, sehingga total
gajinya benar-benar habis tak bersisa.
Sedangkan
yang masih single, godaan untuk hangout bersama teman-teman dan nongkrong di
tempat yang sedang viral tentunya sangat sulit untuk ditolak. Sehingga bila
Anda memilih menabung dan tidak menggunakan sisa uang untuk hal tersebut, Anda
justru dianggap tidak asyik.
Satu
kasus, satu pasangan suami istri yang sama-sama bekerja dengan gaji cukup,
memilih untuk menabung, sambil terus membayar cicilan rumah dan kendaraan. Satu
pasangan yang lain memilih untuk tetap menikmati hidup, jalan-jalan dan
tindakan konsumtif lainnya tanpa memiliki tabungan sepeserpun.
Kemudian,
ketika kedua pasangan tersebut sama-sama memasukkan anak pertamanya ke satu
sekolah, keduanya sama-sama terkejut melihat dana yang dibutuhkan untuk sekolah
itu. Dananya cukup besar, karena keduanya memasukkan anaknya ke sekolah yang
bonafit. Namun, bila pasangan yang sudah menabung itu bisa menggunakan
"dana darurat" untuk keperluan seperti itu, maka pasangan satu lagi
akan mulai dengan tunggang langgang mencari pinjaman ke sana kemari.
Itu
baru tingkat SD, belum naik ke SMP, SMA bahkan kuliah yang biayanya tentu akan
jauh lebih mencengangkan. Pertanyaannya, Anda memilih untuk menabung, atau
investasi, atau malah memilih tetap mempertahankan gaya hidup konsumtif, yang
penting bahagia itu? Tentu hal itu menegaskan betapa penting dan perlunya
menabung untuk kita. Yuk, mulai menabung sejak kini.
Jangan tunda-tunda lagi!
Karena semua orang bebas berpendapat, maka mohon komentar yang positif dan membangun. Jangan nyepam, plis. Kasihan yang mau komentar beneran. Matur nuwun atas pengertiannya ya.
EmoticonEmoticon