![]() |
Imunisasi. Salah satu ikhtiar terbaik untuk anak kenapa tidak? |
Akhir-akhir
ini di jagat media sosial kita sering melihat perdebatan antara kubu pro vaksin
dengan kubu kontra vaksin. Kubu pro vaksin adalah pihak yang dengan rela
mengikuti vaksin karena tahu apa yang akan terjadi pada anaknya apabila tidak
diimunisasi. Sedangkan kubu anti vaksin adalah pihak yang dengan tegas menolak
imunisasi, karena hal-hal tertentu seperti kandungan dalam vaksin yang
"diharamkan" menurut kepercayaannya dan lain-lain.
Bila
Anda dalam keadaan bimbang, apakah ingin memberikan imunisasi atau tidak pada
anak Anda, maka Anda perlu ketahui beberapa hal berikut ini. Pertama, ada
beberapa daftar imunisasi yang lengkap perlu diberikan pada anak, mulai dari
hepatitis B, polio, BCG,DPT, dan Campak. Selanjutnya, ada juga imunisasi
tambahan seperti Imunisasi MR untuk campak dan rubela, PCV untuk pneumokokus,
hepatitis A, varisela (cacar air), influenza, dan HPV.
Tidak
masalah bila bayi telat mendapat imunisasi, karena pemberian tersebut asalkan
lima imunisasi dasar lengkap tersebut masih dilakukan ketika anak berusia di
bawah 1 tahun. Ada beberapa efek samping setelah imunisasi, seperti ada bekas
nyeri, bengkak di tempat bekas suntikan, serta gejala demam dan flu.
Namun,
pertanyaannya, bagaimana bila seorang anak tidak mendapatkan imunisasi sama
sekali? Tentu saja, imunisasi perlu dilakukan untuk menjadikan tubuh membentuk
sistem imunnya terhadap penyakit yang disebutkan di atas. Tubuh kita sangat
ajaib, karena tubuh terus membentuk sistem pertahanan diri dari setiap virus
atau penyakit yang masuk. Bila pertanyaannya, kenapa seseorang terkena flu
berkali-kali? Jawabannya adalah, karena virus yang masuk kedua kali dan
selanjutnya sudah lebih kuat, namun tubuh terus menerus membentuk sistem imunnya
dengan lebih baik.
Proses
imunisasi adalah proses memasukkan virus atau penyakit yang sudah dilemahkan,
agar tubuh membentuk sistem imunnya sendiri untuk mengusir penyakit tersebut.
Jadi, ketika mendapat situasi penyakit tersebut masuk ke dalam tubuh, maka anak
Anda menjadi lebih terlindungi. Bila tidak diimunisasi sama sekali, maka
penyakit yang masuk tidak bisa dikenali oleh sistem imun tubuh, yang berarti
tidak ada perlawanan. Hal itu menjadikan si anak jadi rentan terkena penyakit
yang dimaksud. Bila sudah terkena, rentan pula menularkannya pada orang lain.
Jadi,
tak perlu berdebat masalah yang satu ini, apalagi mengaitkannya dengan hal-hal
yang tidak berhubungan dengan dunia kesehatan. Kalau akhirnya anak Anda sakit
karena keegoisan Anda, tentu hal itu hanya mengakibatkan penyesalan, bukan?
Karena semua orang bebas berpendapat, maka mohon komentar yang positif dan membangun. Jangan nyepam, plis. Kasihan yang mau komentar beneran. Matur nuwun atas pengertiannya ya.
EmoticonEmoticon