Interior kamar tidur sebuah apartemen. (foto istimewa) |
Yogya – Nataru. Yogya - Natal
dan Tahun Baru. Ibarat seorang Cinderella yang menantikan Sang Pangeran-nya.
Perasaan ingin segera bertemu dengan sang pujaan hatinya.
Tak pelak, hampir
seluruh tempat wisata penuh. Jalanan macet di sana dan di sini. Pun jalanan
yang hari-hari biasa lengang. Seperti halnya jalanan ke arah Gunungkidul. Yang
daerahnya kini menjadi pesona baru bagi wisatawan.
Hotel, hostel, apartemen
sewa, guest house, rumah singgah, dan
villa full booked. ‘Masa panen raya’
bagi semua tempat penginapan. Sebab nataru bertepatan juga dengan libur
sekolah. Tarif normal, bisa dua kali bahkan empat kali lipat. Apalagi buat
tempat inap yang eksklusif dan ‘sudah punya nama’.
Hukum pasar berlaku saat
peak season seperti ini. Namun tak
semuanya demikian. Sebab ada beberapa tempat inap yang masih memasang rate yang santuy. Agar pelanggan dapat
menikmati masa liburan dengan tarif yang wajar. Sebab ke depannya diharapkan
bisa menjadi pelanggan tetapnya.
Sayangnya, niat baik tak
selalu berhasil baik. Ada saja yang ‘memanfaatkan’ kebaikan tersebut.
Sebagaimana dialami oleh salah seorang pemilik apartemen di Jogja. Jika
biasanya ada orang tak bertanggungjawab mencatut nama baik penginapan. Ini
malah sebaliknya.
Memanfaatkan kesalahan
seorang pemilik apartemen sewa. Karena memberikan informasi yang tidak sama
tentang ketersediaan kamar. Kamar yang dijanjikan dan telah diberikan uang muka
ternyata full booked. Sebagai
konsinyasinya, sang owner memberikan kamar yang lebih bagus. Tentu saja dengan
harga sewa yang lebih mahal.
Mengingat kamar tersebut
sebagai ‘penebus dosa’ atas kesalahan informasi, maka sang owner tetap memberi harga sesuai sewa kamar yang didp. Artinya,
secara tidak langsung penyewa lebih diuntungkan dengan kondisi tersebut.
Anehnya, dengan gaya mbulet, sang penyewa tetap tidak terima.
Walhasil, dia mengancam untuk membanned postingan iklannya di FB. Dengan
cara melaporkan ke admin FB. Sehingga sempat membuat bingung pemilik apartemen
tersebut. Maunya apa sih dengan
penyewa tersebut?
Coba kita lihat sebagian
percakapan mereka via skrinsut WA di bawah ini.
Nah, hal ini bisa
menjadi pelajaran bagi pemilik tempat penyewaan. Bahwa sekecil apapun informasi
yang disampaikan, jangan sampai keliru. Dikhawatirkan akan digunakan sebagai ‘modus
baru’. Menarik keuntungan secara tidak wajar. Ingin untung malah buntung.
Waspadalah! Waspadalah!
Karena semua orang bebas berpendapat, maka mohon komentar yang positif dan membangun. Jangan nyepam, plis. Kasihan yang mau komentar beneran. Matur nuwun atas pengertiannya ya.
EmoticonEmoticon